Portofolio Analisis Manajemen Investasi from asiskash
Portfolio merupakan istilah asli yang digunakan dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, menjadi portofolio yang berarti adanya minimum dua barang atau lebih yang dipegang oleh investor atau dikelolanya, antara lain, portofolio investasi, portofolio merek, portofolio mengajar, dan sebagainya.
Tahap penentuan tujuan investasi merupakan tahapan awal yang harus dikerjakan oleh semua pihak bila ingin melakukan pengelolaan portofolio investasi. Pada tahap ini, investor harus memahami besarnya risiko yang ditolerir oleh investor atas portofolio investasi yang dimilikinya. Biasanya, risiko yang ditolerir berkaitan erat dengan tingkat pengembalian yang diinginkan. Jika terjadi risiko yang tinggi maka tingkat pengembalian pun akan tinggi pula.
Setiap perjalanan punya tujuan dan mungkin ada lebih dari satu tujuan ingin anda capai. Tetapi karena berbagai kendala beberapa tujuan harus dipilih untuk diutamakan.
Setelah memilih tujuan mana dulu yang ingin dicapai, maka anda perlu memperhitungkan jumlah uang untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga anda tahu berapa banyak uang yang anda butuhkan.
Disiplin bukan hal yang mudah dilakukan, tetapi coba anda pikir banyak orang yang disiplin terkadang karena satu dan lain hal tidak dapat memenuhi tujuannya, dan akan lebih banyak orang yang tidak disiplin yang tidak dapat memenuhi tujuannya.
Pertanyaan lain yang juga perlu dijawab dalam tahapan ini, apakah investor mempunyai keinginan khusus dalam berinvestasi atau portofolio yang dimiliki? Apakah investor menginginkan portofolionya tidak memiliki instrumen yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya?
Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa bentuk investasi yang kita ketahui, di antaranya yaitu :
Secara umum, produk investasi dikelompokkan berdasarkan hasilnya menjadi 2 golongan yaitu:
PENGERTIAN PORTOFOLIO
Istilah portofolio berasal dari kata kerja “potare” berarti membawa dan kata benda bahasa latin“foglio”, yang berarti lembaran atau kertas kerja. Portofolio tempat berisikan benda pekerjaan, lembaran, nilai dan profesional.
Porotofolio berisikan beragam tugas; disebut juga artifak, antara lain : draft mentah, nilai, makalah, benda kerja, kritik dan ringkasan, lembaran refleksi diri, pekerjaan rumah, jurnal, respon kelompok, grafik, lembaran catatan dan catatan diskusi. Portofolio kelas banyak kegunaannya, diantaranya: dokumentasi perkembangan, catatan tampilan, alat untuk evaluasi diri dan refleksi, acuan profesi masa depan, dan pengalaman latihan.
Kegunaan lain disebut sebagai “passportfolio” yang mengindikasikan bahwa portofolio digunakan untuk sertifikasi kompetensi untuk naik ke tingkat lanjut (melanjut). Pada contoh ini portofolio digunakan dalam dua kategori utama, yaitu penilaian dan pembelajaran. Karena itu portofolio harus menunjukan koleksi pekerjaan terbaik atau usaha terbaiknya, dokumen-dokumen yang sesuai dengan pertumbuhan serta perkembangan ke arah penguasaan hasil belajar yang diidentifikasi.
Hitung Analisis Portofolio Yang Ada Di Manajemen
Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil (real asset) yang berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan aset keuangan (financial asset) yang dilakukan di pasar uang baik berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang yang dimiliki oleh investor. Portofolio Investasi adalah investment portfolio yaitu sejumlah sekuritas yang dimiliki oleh perseorangan atau perusahaaa sebagai salah satu cara penanaman modal atau investasi.
• Investasi
Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal (Downes dan Goodman dalam Warsono, 2001;1). Sedangkan menurut (Halim, 2005:4) investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu
- investasi pada aset-aset keuangan (financial asset) yang dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain.
- investasi pada aset-aset riil (real assets) yang berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.
• Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Beberapa tahapannya adalah sebagai berikut:(Halim, 2005:4)
Ø Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersedian jumlah dana yang akan diinvestasikan.
Ø Melakukan analisis
Dalam hal ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi ataukah terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
- Pendekatan fundamental. Pendekatan ini berdasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek.
- Pendekatan teknikal. Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang
Ø Membentuk portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut.
Ø Mengevaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu
- Investasi pada aset-aset keuangan (financial asset) yang dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain.
- Investasi pada aset-aset riil (real assets) yang berupa pembelian aset produktif, pendirian pa
- Pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.
• Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Beberapa tahapannya adalah sebagai berikut:(Halim, 2005:4)
Ø Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersedian jumlah dana yang akan diinvestasikan.
Ø Merevisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Investasi dalam aktiva keuangan dapat dilakukan dengan investasi langsung ataupun investasi tidak langsung (Jogiyanto, 2000:7).
- Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan dengan pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan yang diperjual belikan. Aktiva keuangan bisa berupa tabungan dan deposito. Serta investasi langsung yang dapat diperjual belikan berupa surat berharga pendapatan tetap dan saham.
- Investasi tidak langsung adalah suatu investasi yang dilakukan melalui pembelian dari perusahaan investasi dimana perusahaan investasi merupakan perusahaan yang mengelola dana investasi yang mempunyai aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain. Perusahaan investasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi Unit Investment Trust, Closed-end Investment companies dan Open-end Investment Companies Investasi (Jogiyanto, 2000:10)
Analisis portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan jalan diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif (Halim,2005:54).
Investor dapat menentukan kombinasi efek-efek untuk membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Suatu portofolio dapat dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria yaitu: (Halim,2005:54)
- Memberikan ER terbesar dengan risiko yang sama.
- Memberikan risiko terkecil dengan ER yang sama.
Semua portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana yang optimal. Sedangkan untuk membentuk portofolio yang optimal kita harus menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan prevensinya.
Risiko investasi pada saham
Pengertian dasar risiko terkait dengan keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat ketidak pastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko merupakan suatu subyek yang memiliki ukuran kuantitas dan dapat diketahui tingkat probabilitas kejadiaannya serta memiliki data pendukung mengenai kemungkinan kejadiaannya.
Risiko dalam kontek manajemen investasi merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata. Prevensi investor terhadap risiko dibagi menjadi tiga (Halim, 2002:38)
1) Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka orang tersebut akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar. Karakteristik investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.
2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investasi jenis ini umumnya cukup flexible dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi.
3) Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Karakteristik investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasi.
Dalam kontek portofolio risiko dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Risiko sistematis. Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara penggabungan berbagai risiko (Djohanputro,2006:18).
2. Risiko tidak sistematis. Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan jalan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
Return dalam investasi
Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung dengan menggunakan data historis, dan kedua return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor di masa mendatang (Halim, 2002:30). Komponen return meliputi (Halim, 2002:30) :
1) Capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder.
2) Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan.
Expected return secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari berbagai return historis, faktor penimbangnya adalah probabilitas masing-masing return. Sedangkan untuk expected return pada portofolio adalah rata-rata tertimbang dari expected return saham individual, faktor penimbangnya adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham (Halim, 2002:31).
MENGHITUNG RISIKO ASET TUNGGAL
Rumus untuk menghitung varians, standar deviasi, dan koefisien variasi adalah:
Varians return = s2 = S [Ri – E(R)]2 pri
Standar deviasi = s = (s2)1/2
dimana:
s2 = varians return
s = standar deviasi
E(Ri) = Return ke-i yang mungkin terjadi
pri = probabilitas kejadian return ke-I
(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
ESTIMASI RISIKO PORTOFOLIO
Dalam menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu:
1. Varians setiap sekuritas.
2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya.
3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.
Sistem Perekonomian di Indonesia
• Sistem perekonomian adalah system yang dipakai oleh sebuah Negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan ataupun instasi di Negara itu.
• Perbedaan utama antara satu system ekonomi dengan system eknomi yang lain yaitu bagaimana cara system itu mengelola faktr produksinya. Di dalam beberapa system seorang individu diizinkan untuk memiliki seluruh factor produksi. Sedangkan dari beberapa system lainnya dikuasai oleh pemerintah.
• Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia adalah Sistem perekonomian Pancasila. Ini artinya sistem perekonomian yang dijalankan di Indonesia harus berpedoman pada Pancasila. Sehingga secara normatif Pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan idiil sistem perekonomian di Indonesia.
Latar Belakang Sistem Perekonomian Di Indonesia
Masalah ekonomi merupakan masalah mendasar yang terjadi disemua negara. Oleh karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara, masing-masing negara menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Sistem menurut Chester A. Bernard adalah suatu kesatuan yang terpadu, yang di dalamnya berisi dari beberapa bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-subjek tersebut.
Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi. Lalu menurut McEachren, sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Pemikiran tokoh- tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya :
ü Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta) Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berasakan kekeluargaan.
ü Pemikiran Wipolo Pemikiran Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastro tentang pasal 38 UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945), 23 september 1955.menurut Wilopo, pasal 33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem liberal, karena itu SEP juga menolak sector swasta yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi liberal-kapitalistik
ü Pemikiran Wijoyo Nitisastro Pemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap pemikiran Wilopo. Menurut Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector swasta.
ü Pemikiran Mubyarto Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan juga sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah pandangan tentang manusia. Dalam sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang sebagai mahluk rasional yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.
Ada beberapa jenis sistem perekonomian di indonesia yaitu :
v Sistem ekonomi tradisional
Sistem ekonomi yang masih terikat dengan adat istiadat, kebiasaan dan nilai budaya setempat. Jadi sistem perekonomian yang tercipta dalam suatu daerah tertentu yang sesuai dengan penghuni setempat.
Berikut ciri-ciri sistem perekonomian tradisional:
1) Alat produksi sederhana karena daerah yang terpencil sehingga kurang pembaharuan dalam hal teknologi.
2) Jumlah barang atau jasa rendah karena penduduk stempat pun sangat rendah tingkat dan daya beli mereka.
3) Produktivitas rendah karena pasar sedikit.
4) Masih barter yaitu tukar menukar barang dengan barang lainnya.
5) Masih bercocok tanam karena sebagian besar daerah persawahan.
v Sistem ekonomi kapitalis
Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih dan melakukan usaha sesuai keinginan dan keahliannya. Secara umum karakteristik ekonomi kapitalisme adalah :
a) Faktor-faktor produksi (tanah, modal, tenaga kerja) dimiliki dan dikuasai oleh pihak swasta.
b) Pengambilam keputusan ekonomi bersifat desentralisasi, diserahkan kepada pemilik faktor dan akan dikoordinir oleh mekanisme pasar yang berlaku.
Berikut ciri-ciri sistem perekonomian kapitalis :
1) Hak milik perorangan di akui oleh pihak berkuasa.
2) Individu bebas melakukan kegiatan ekonomi.
3) Jenis, jumlah, dan harga barang ditentukan kekuatan pasar.
4) Adanya persaingan bebas.
5) Kegiatan ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) diserahkan kepada swasta.
v Sistem perekonomian sosialis
Yaitu sistem yang seluruh kegiatan ekonomianya direncanakan, dilaksanakan, dan di awasi oleh pemerintah secara terpusat.
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis :
- Alat-alat dan faktor produksi dikuasai negara .
- Kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur Negara.
- Harga barang atau jasa ditentukan pemerintah.
- Hak milik perorangan tidak diakui.
v Sistem ekonomi campuran
Gabungan dari sistem perekonomian liberal dan sosialis.
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran :
1) Pemerintah dan swasta bersama dalam melakukan kegiatan ekonomi.
2) Negara menguasai sektor usaha vital dan mengendalikan perekonomian.
3) Swasta atau perorangan diberi kebebsan untuk berusaha diluar sektor vital.
• Sistem Ekonomi Indonesia
Sejarah perkembangan
ü 1950-1959 : Sistem ekonomi liberal (masa demokrasi)
ü 1959-1966 : Sistem ekonomu etatisme (masa demokrasi terpimpin)
ü 1966-1998 : Sistem ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi)
ü 1998-sekarang : sistem ekoonomi pancasila (demokrasi ekonomi) yang dalam prakteknya cenderung liberal
Di indonesia kita mengenal sebuah kata demokrasi begitu juga dengan sistem ekonominya, sistem demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan juga mempunyai landasan ekonominya yaitu berlandaskan kepada : “UUD 1945 hasil amandemen yang disahkan MPR pada 10-08-2002, yaitu pasal 33 ayat 1,2,3,4” Perkembangan sistem perekonomian pada umumnya Subsistem, itulah sistem perekonomian yang terjadi pada awal peradaban manusia. Dengan karakteristik tersebut orang melakukan kegiatan ekonomi dalam hal ini produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompok saja. Dengan kata lain pada saat itu orang belum terlalu berpikir untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain apalagi demi keuntungan. Semakin berkembangnya jumlah manusia beserta kebutuhannya, semakin dirasakkan perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan terencana. Sistem, barter pada jaman dahulu tidak dapat lagi dipertahankan.
Karena banyak hambatan yang dihadapi seperti :
1) Terkadang keinginan kedua belah pihak yang ingin melakukan barter tidak sama.
2) Sulitnya menentukan nilai komoditi yang akan ditukarkan.
3) Sangat sulit melakukan transaksi dengan jumlah yang besar.
Dengan demikian perekonomian Indonesia tidak mengizinkan adanya : Free fiht liberalism, yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.
v Etatisme, yaitu keikutsertaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motivasi dan kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi masyarakat hanya bersikap pasif saja.
v Monopoli, suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti keinginan sang monopoli. Disini konsumen seperti robot yang diatur untuk mengikuti jalannya permainan.
Meskipun awal perkembangan perekonomian indonesia menganut sistem ekonomi pancasila. Ekonomi demokrasi dan mungkin ‘campuran’ namun bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian di tahun 1960-an sampai masa orde baru.
Faktor-faktor penyebab kegagalan sistem perekonomian Indonesia adalah :
ü Program tersebut disusun oleh tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh politik, sehingga keputusan yang dibuat cenderung menitikberatkan pada masalah politik bukan masalah ekonomi.
ü Akibat lanjutan dari kegagalan diatas dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi justru dialokasikan untuk kepentingan politik dan perang.
ü Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
ü Akibat yang ditimbulkan dari sistem etatisme yang pernah terjadi di indonesia pada periode tersebut, yaitu :Semakin rusaknya sarana produksi dan komunikasi yang membawa dampak menurunnya nilai ekspor kita.
ü Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’
ü Para Pelaku Ekonomi
Mungkin dalam ilmu ekonomi mikro kita mengenal tiga pelaku ekonomi, yaitu :
- Pemilik faktor produksi
- Konsumen dan Produsen
Dan dalam ilmu ekonomi makro ada :
• Sektor rumah tangga, • Sektor swasta, • Sektor pemerintah, • Sektor luar negeri
Maka dalam perekonomian indonesia sendiri dikenal tiga pelaku pokok :
- Koperasi
- Sektor Swasta dan Sektor pemerintah
Sesuai dengan konsep trilogi pembangunan, yang masing-masing pelaku tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :
o Koperasi
Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 menyatakan bahwa fungsi dan peran koperasi seperti berikut ini:
- Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.
- Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
- Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
- Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
- Sektor Swasta
Peran yang diberikan sektor swasta dalam perekonomian Indonesia seperti berikut ini.
- Membantu meningkatkan produksi nasional.
- Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru.
- Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan.
- Membantu pemerintah mengurangi pengangguran.
- Menambah sumber devisa bagi pemerintah.
- Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.
- Membantu pemerintah memakmurkan bangsa.
- Sektor Pemerintah
Secara umum sektor pemerintah memiliki fungsi :
1) Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.
2) Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.
3) Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang ekonomi.
4) Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
Ekonomi Indonesia merupakan Indonesia yang memiliki ekonomi berbasis pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang
.
.
Sistem Ekonomi Kerakyatan
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.
Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah:
· Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.
· Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup.
· Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 33 setelah amandemen:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
PORFOLIO DI INVESTASI
Portofolio investasi adalah kumpulan jenis-jenis investasi yang dimiliki oleh seorang investor. Seringkali dikenal dengan nama keranjang investasi, karena analoginya mirip sekali dengan keranjang tempat kita meletakkan berbagai belanjaan di supermarket.
Portfolio merupakan istilah asli yang digunakan dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, menjadi portofolio yang berarti adanya minimum dua barang atau lebih yang dipegang oleh investor atau dikelolanya, antara lain, portofolio investasi, portofolio merek, portofolio mengajar, dan sebagainya.
Tujuan melakukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko bagi pihak yang memegang portofolio. Pengurangan risiko itu dilakukan dengan diversifikasi risiko.Dalam membangun sebuah portofolio yang dimiliki investor maka karakteristik investor harus dipahami. Karakteristik investor sangat bervariasi dan berbeda.
Dengan memahami karakteristik investor maka manajer investasi dapat memberikan nasihat portofolio yang akan dibangun untuk kepentingan investor. Portofolio yang akan dibangun tidak akan terlepas dari situasi politik, ekonomi, sosial yang ada di suatu negara. Perkembangan ekonomi lebih sangat berpengaruh terutama perkembangan tingkat bunga. Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar, tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja.
Tahap penentuan tujuan investasi merupakan tahapan awal yang harus dikerjakan oleh semua pihak bila ingin melakukan pengelolaan portofolio investasi. Pada tahap ini, investor harus memahami besarnya risiko yang ditolerir oleh investor atas portofolio investasi yang dimilikinya. Biasanya, risiko yang ditolerir berkaitan erat dengan tingkat pengembalian yang diinginkan. Jika terjadi risiko yang tinggi maka tingkat pengembalian pun akan tinggi pula.
Oleh karena itu, perlu dipahami karakteristik investor yang bersangkutan. Bila investor menginginkan risiko rendah dan tingkat pengembalian yang rendah umumnya investor adalah penghindar risiko (risk averse).
Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukan Investasi:
1.Mengenali diri sendiri
1) Berapa banyak uang yang akan anda perlukan di masa depan? (perencanaan masa depan).
Jika anda tidak tahu tujuan financial anda sendiri, anda akan terus merasa kekurangan karena anda tidak tahu seberapa banyak yang sebenarnya menurut anda cukup.
Jadi, pertama-tama anda perlu menentukan berapa banyak yang anda butuhkan untuk membayar semua pengeluaran dalam hidup anda, dan untuk dapat pensiun dalam keadaan yang relatif layak dan nyaman.
Jika anda tidak tahu tujuan financial anda sendiri, anda akan terus merasa kekurangan karena anda tidak tahu seberapa banyak yang sebenarnya menurut anda cukup.
Jadi, pertama-tama anda perlu menentukan berapa banyak yang anda butuhkan untuk membayar semua pengeluaran dalam hidup anda, dan untuk dapat pensiun dalam keadaan yang relatif layak dan nyaman.
2) Seberapa besarkah tingkat risiko yang dapat anda terima? Setiap reksa dana memiliki tingkat risiko yang berbeda yang telah dijelaskan pada topik sebelumnya.Tapi saat anda melihat risiko, mungkin anda merasa anda adalah seorang yang konservatif yang hanya bisa menerima risiko yang kecil. Sebenarnya anda mungkin bisa saja menerima risiko yang lebih besar dari yang anda kira, hanya saja anda perlu mengetahui bahaya yang menyertai risiko tersebut dan mempelajari strategi untuk melindungi diri.
3) Berapa lama anda mau menunggu sebelum anda dapat mengambil profit? (jangka waktu)
Seperti telah dibahas pada topik sebelumnya mengenai jangka waktu anda dalam berinvestasi, disini terdapat aturan bahwa semakin lama jangka waktu investasi anda, maka semakin besar pula peluang investasi anda untuk menghasilkan profit. Jika dipaksa untuk memperoleh dalam waktu singkat, maka kemungkinan besar anda akan gagal. Hal ini dikarenakan pasar tidak dapat diprediksikan.
Seperti telah dibahas pada topik sebelumnya mengenai jangka waktu anda dalam berinvestasi, disini terdapat aturan bahwa semakin lama jangka waktu investasi anda, maka semakin besar pula peluang investasi anda untuk menghasilkan profit. Jika dipaksa untuk memperoleh dalam waktu singkat, maka kemungkinan besar anda akan gagal. Hal ini dikarenakan pasar tidak dapat diprediksikan.
2.Mengenali komitmen anda
· Penganggaran keuangan. Membuat anggaran keuangan adalah cara yang paling realistik untuk memastikan bahwa pengeluaran uang tersebut telah sesuai seperti yang direncanakan.
· Konsisten dan konsekuen. Dalam penganggaran keuangan bagian yang tersulit adalah konsisten dalam penerapannya. Jangan pernah mencari masalah dengan berpikir bahwa pengeluaran bulan ini akan dapat ditutupi dengan mengurangi pengeluaran bulan depan. Karena pada kenyataannya jarang sekali kita dapat melakukan hal itu. Lalu bagaimana agar kita konsisten? Cara paling efisien adalah dengan menetapkan tujuan yang dapat memotivasi agar kita konsisten sehingga tujuan bisa tercapai.
3.Menetapkan Tujuan
Setiap perjalanan punya tujuan dan mungkin ada lebih dari satu tujuan ingin anda capai. Tetapi karena berbagai kendala beberapa tujuan harus dipilih untuk diutamakan.
Setelah memilih tujuan mana dulu yang ingin dicapai, maka anda perlu memperhitungkan jumlah uang untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga anda tahu berapa banyak uang yang anda butuhkan.
4.Disiplin
Disiplin bukan hal yang mudah dilakukan, tetapi coba anda pikir banyak orang yang disiplin terkadang karena satu dan lain hal tidak dapat memenuhi tujuannya, dan akan lebih banyak orang yang tidak disiplin yang tidak dapat memenuhi tujuannya.
Investasi bertujuan untuk memberikan kesempatan agar dana yang diinvestasikan berkembang ketika digunakan sebagai dana investasi pada waktu yang akan datang. Jika demikian halnya, untuk apa dana yang dimiliki sekarang? Bagaimana kalau nilai dana yang dipegang itu mengalami penurunan? Hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh investor.
Variabel lain yang juga harus diperhatikan investor dalam tahap ini yaitu periode investasi (time horizon). Periode investasi yang ditetapkan investor menjadi patokan untuk menentukan instrumen investasi yang akan diinvestasikan. Bila investor mempunyai periode investasi selama 5 tahun maka investor bisa melakukan investasi ke instrumen investasi yang mempunyai periode 5 tahun seperti obligasi 5 tahun dan saham.
Pertanyaan lain yang juga perlu dijawab dalam tahapan ini, apakah investor mempunyai keinginan khusus dalam berinvestasi atau portofolio yang dimiliki? Apakah investor menginginkan portofolionya tidak memiliki instrumen yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya?
Lakukan oleh investor adalah mengumpulkan informasi mengenai seluruh instrumen investasi yang ada, dan bagaimana keinginan berbagai pihak terhadap seluruh pasar investasi. Informasi yang dibutuhkan yaitu ekspektasi pasar atas instrumen investasi. Bila ekspektasi pasar tersebut terlalu rendah atau terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan tujuan investor maka investor harus merevisi ulang tujuanya agar sesuai dengan keadaan pasar. Bila ekspektasi pasar tidak sesuai maka investor akan menemukan siklus investasi yang tidak sesuai.
Kemudian tahap akhir dari proses portofolio yaitu melakukan perhitungan atas portofolio yang dikelolanya. Selanjutnya, hasil pengelolaan portofolio dalam bentuk tingkat pengembalian (return) dibandingkan dengan tingkat pengembalian patokan (benchmark). Kepuasan manajer investasi akan terjadi bila tingkat pengembalian portofolio lebih tinggi dari tingkat pengembalian patokan. Ini juga menunjukkan keahlian manajer investasi terlihat baik dari segi alokasi aset, pemilihan instrumen, dan kemampuan market timing.
Keempat proses tahapan portofolio tersebut di atas saling berkaitan, karena hasil yang dicapai merupakan output dari tahapan sebelumnya.
Keempat proses tahapan portofolio tersebut di atas saling berkaitan, karena hasil yang dicapai merupakan output dari tahapan sebelumnya.
Bentuk-bentuk investasi
Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa bentuk investasi yang kita ketahui, di antaranya yaitu :
- .Investasi property
Investasi property ini dapat berupa penanaman sejumlah uang dalam bentuk property, hal yang paling lazim biasa dilakukan adalah dalam bentuk emas, rumah ataupun tanah.
- Investasi ekuitas
Investasi ekuitas ini umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko lebih besar dari pada investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di bursa dilakukan.
Resiko Investasi
- Turunnya Nilai Investasi Risiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi umumnya adalah "Apakah uang saya akan hilang?" Kebanyakan orang mungkin menjawab "tidak" kalau ditanya seperti itu. Karena tidak ada orang yang mau kehilangan uangnya. Akan tetapi, setiap investasi pasti ada resikonya. Perbedaannya hanya pada ukurannya. Ada produk investasi yang risikonya cukup besar, ada yang sedang, ada yang kecil. Sekarang jika Anda berinvestasi, kita harus mempertimbangkan seberapa besar penurunan nilai yang bersedia Anda tanggung bila Anda mengalami kerugian? 10 persen? 20 persen? 50 persen? Atau 100 persen? Berapapun besar kerugian yang bersedia Anda tanggung, ingatlah bahwa itu adalah bagian dari berinvestasi. Jangan pernah mengharapkan Anda akan terus-menerus untung. Yang disebut dengan kerugian, sesekali memang harus kita alami. Karena dengan adanya kerugian, itu adalah pengalaman yang membuat kita jadi lebih banyak belajar dalam berinvestasi.
- Sulitnya Produk Investasi itu Dijual Resiko kedua yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk investasi yang dibelinya itu mudah untuk dijual/diuangkan kembali. Beberapa orang mungkin senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah dijual kembali. Akan tetapi, ada juga orang yang berinvestasi ke dalam mata uang dolar Amerika, dan dolar tersebut cepat-cepat dimasukkannya ke bank. Ini karena bila dolar itu disimpan di lemari, maka kondisi fisik dari kertas uangnya mungkin akan menurun, dan itu kadang-kadang akan menyulitkan bila suatu saat dolar itu hendak dijual kembali. Maklum, beberapa bank seringkali tidak mau menerima atau membeli mata uang asing Anda bila kondisi uang secara fisik robek, rusak atau kumal. Contoh lain dari produk investasi yang tidak selalu mudah untuk dijual kembali adalah barang-barang koleksi. Barang-barang koleksi umumnya tidak mudah dijual kembali karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik. Lukisan misalnya. Karena pasarnya yang spesifik, yaitu mereka yang hobi akan lukisan juga, tidak selalu mudah menjual lukisan. Tapi, sekali terjual, bisa saja harganya sangat tinggi dan memberikan untung yang lumayan bagi orang yang menjualnya.
- Hasil Investasi yang Diberikan Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Bayangkan jika Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen setahun, sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen? Hal ini seringkali terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa, tetapi karena produk yang dipilih itu sendiri belum tentu sesuai.
Mungkin beberapa dari Anda menginginkan produk investasi yang aman dan konservatif. Tetapi, konsekuensinya adalah bahwa Hasil Investasi yang didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau itu terus Anda alami dari tahun ke tahun, maka Anda akan bangkrut.
Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapi risiko ini? Jangan menutup diri terhadap informasi. Pelajari produk-produk investasi lain yang mungkin belum Anda ketahui, dan setelah itu cobalah masuk ke situ dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya. Lama-kelamaan, Anda pasti bisa mengatasi tingginya kenaikan harga barang dan jasa dengan berinvestasi pada produk yang memang berpotensi untuk bisa memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding kenaikan harga barang.
Produk Investasi
Secara umum, produk investasi dikelompokkan berdasarkan hasilnya menjadi 2 golongan yaitu:
a) Produk Investasi Pendapatan Tetap (fixed income investment), yaitu produk investasi yang sudah pasti memberikan pendapatan (biasanya disebut bunga), dan uang yang Anda diinvestasikan tidak akan berkurang nilainya. Contoh : Deposito dan Tabungan di Bank.
b) Produk Investasi Pertumbuhan (growth income investment), yaitu produk investasi yang tidak memberikan hasil pasti berupa bunga, tetapi hanya memberikan hasil apabila dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Contoh : saham, emas, rumah, barang-barang koleksi, mata uang asing. Risiko produk seperti ini adalah uang yang Anda investasikan bisa berkurang nilanya apabila produk investasi itu dijual dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan harga ketika Anda membelinya.
| ||||||||