Senin, 19 Oktober 2015

Ciri-Ciri Karya Ilmiah Dan Nonilmiah (Softskill B.Indonesia 2)


Karya Ilmiah adalah  karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah kelompok dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Jenis karangan ilmiah :
1.      Makalah
Karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
2.      Kertas kerja
Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
3.      Skripsi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
4.      Tesis
Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
5.      Disertas
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
Ciri-ciri karangan ilmiah :
  1. Sistematis;
  2. Objektif;
  3. Cermat, tepat dan benar;
  4. Tidak persuasif;
  5. Tidak argumentatif;
  6. Tidak emotif;
  7. Tidak mengejar keuntungan sendiri;
  8. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

Misalnya, di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Tujuan karya ilmiah, antara lain:

  1. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  2. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  3. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  4. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.


Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya biasanya konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan lainnya. Bentuk karangan non ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, roman, hikayat, puisi dan naskah drama.

Ciri-ciri karangan nonilmiah :
  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  2. Fakta yang disimpulkan subjektif.
  3. Gaya bahasa konotatif dan popular.
  4. Tidak memuat hipotesis.
  5. Penyajian dibarengi dengan sejarah.
  6. Bersifat imajinatif.
  7. Situasi didramatisir.
  8. Bersifat persuasive


Karya non ilmiah bersifat:

a.       Emotif       : Kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
b.      Persuasif    : Penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
c.       Deskriptif : Pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.









Selasa, 13 Oktober 2015

PENALARAN ILMIAH (softskill B.Indonesia 2)

PENALARAN ILMIAH

PENALARAN
Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui. 
Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan
Jadi penalaran adalah sebuah proses pemikiran dimana kita bisa menghasilkan suatu kesimpulan yang logis. Pada saat seseorang sedang membuat Pada saat seseorang sedang menalarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapatkan sebuah pemikiran untuk menarik suatu kesimpulan
Misalnya dalam pembuatan penulisan daftar pustaka untuk proposal  b.indonesia  terdapat penerbit dan pengarang, dimana  penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.

PROPORSISI
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya.
Proposisi logika terdapat tiga bagian utama yaitu subjek (terdiri dari orang, benda,tempat, atau perkara.), predikat (yang dinyatakan dalam subjek.), kopula (kata yang menghubungkan subjek-predikat). Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Contoh:
Kalimat Semua manusia adalah fana, Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedangkan adalah merupakan kopula. Adapun predikat disini diwakili oleh kata fana.

Inferensi
       Inferensi adalah membuat kesimpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur). Dalam inferensi terdapat 2 jenis inferensi yaitu, langsung dan tidak langsung.
Inferensi langsung:
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
 Contoh:
Pak, besok teman-teman akan mengadakan pesta tahun baru. Saya diundang datang ke acara tersebut. Tapi saya belum mempersiapkan semuanya.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut, bahwa tidak bisa pergi ke pesta tahun baru.
Inferensi tidak langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua atau lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi lama.
Contoh :
A: Saya melihat ke ruang tamu itu.
B: Tanaman hiasnya sangat indah dan menarik.
Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C : Ruang tamu itu dilengkapi tanaman hias.

Implikasi
 Implikasi diwujudkan dengan pernyataan “jika-maka”. Implikasi adalah suatu pernyataan logika yang hanya akan bernilai salah ketika sebab bernilai benar  dan akibat bernilai salah.
Tetapi kita harus ingat kalau “jika A maka B” tidak sama dengan “jika B maka A” karena alur implikasi hanyalah berjalan satu arah saja.


Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang saling berhubungan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus pada kenyataan. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.

Cara Menguji Data
Data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan atau catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.
Beberapa cara yang digunakan untuk pengujian data :
1. Observasi
2. Tes
3. Interview
4. Angket
5. Dokumentasi.

Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.       Konsistensi
Adalah salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
2.       Koherensi
adalah Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya.

Cara Menilai Autorisasi
Untuk menilai suatu autoritas, dapat memilih beberapa pokok berikut :
a. Tidak Mengandung Prasangka
b. Pengalam dan Pendidikan Autoritas
c. Kemashuran dan Presite
d. Khorensi Dengan Kemajuan.

Sumber: