TUGAS MAKALAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
BISNIS RETAIL
TERHADAP STRATEGI PERKEMBANGAN KONSUMEN “ALFAMIDI”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat diperkenankan
menyelasaikan Makalah Perekonomian Indonesia. Selain sebagai tugas, Makalah ini
dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang bisnis retail terhadap strategi perkembangan
konsumen “ALFAMIDI” .
dengan tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita .
Banyak
sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah waktu, saran dan
lain-lain. Oleh sebab itu, selesainya makalah ini bukan semata-mata karena
kemampuan saya, tetapi banyak pihak yang mendukung dan membantu saya. Dalam
kesempatan ini . penyusun mengucapakan terimakasih banyak kepada pihak-pihak
yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR
ISI………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………….
1.1 Latar belakang masalah………………………………………………..
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..
2.1 Sejarah…………………………………………………………………..
2.2 Factor yang berpengaruh………………………………………………. .
2.2
a Laba dalam perusahaan……………………………………….
2.2
b Perkembangan dalam perusahaan……………………………
2.2
c Kepuasan konsumen………………………………………….
2.3 Factor pendukung……………………………………………………….
BAB III
PENUTUP………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Bisnis ritel adalah yang
saling berhubungan dengan aktivitas penjualan yang secara langsung kepada
konsumen yang akan digunakan untuk kebutuhan pribadinya dan tidak digunakan
untuk keperluan bisnis. Setiap perusahaan yang melakukan penjualan secara
langsung kepada konsumen akhir baik produsen, grosir, maupun pengecer dapat
dikatakan bertindak dalam bisnis ritel/eceran. Pengelolaan bisnis ritel tidak
sekedar hanya membuka toko dan mempersiapkan barang-barang yang lengkap
tetapi harus mengikuti perkembangan teknologi agar dapat berhasil dan mempunyai
keunggulan tersendiri, keunggulan yang dimiliki masing-masing perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya seperti; penetapan harga, fasilitas belanja,
pelayanan, diskon dan factor-faktor lain.
Ekonomi merupakan hal yang terpenting dan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman yang terus
berjalan, tentunya kebutuhan manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara
terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Perubahan yang secara umum
terjadi pada perekonomian yang dialami suatu negara seperti inflasi
,pengangguran , kesempatan kerja, hasil produksi,dan sebagainya. Jika hal ini
ditangani dengan tepat maka suatu negara mengalami keadaan ekonomi yang stabil,
mempengaruhi kesejahteraan kehidupan penduduk yang ada negara tersebut.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka
rumusan masalah yang dikaji dalam penulisan ini difokuskan tentang Bisnis
Retail Terhadap Perkembangan Konsumen.Adapun perumusan masalah dalam penulisan
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan bisnis
retail terhadap konsumen “ALFAMIDI” ?
2. Faktor-faktor apa saja yang
mendukung dan menghambat terhadap“ALFAMIDI”?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Untuk memberikan suatu wawasan dan
pengetahuan mengenai Bisnis Retail Terhadap Konsumen “ALFAMIDI” bagi pembaca,
agar lebih memahami secara luas. Selain itu, makalah ini dibuat sebagai bahan
penyelesaian tugas makalah mata kuliah Perekonomian Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
SEJARAH
Bagi
Anda yang tinggal di Jakarta mungkin sudah pernah melihat beberapa gerai Alfamidi, sekilas gerainya seperti
punya grup usahanya Alfamart mirip
secara warna dan tulisan serta setting layoutnya, sehingga tidaklah salah kalau
anda kira Alfamidi merupakan grupnya Alfamart. Mungkin kita pikir ini untuk
segmen yang berbeda. Tetapi kenyataanya Alfamidi tidak ada hubungannya dengan
Alfamart. PT Midi Utama Indonesia Tbk
(MIDI) didirikan
dengan nama PT Midimart Utama 28 Juni 2007 dan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 2007. Perusahaan berkedudukan Jl. M.H. Thamrin No. 9,
Cikokol, Tangerang. Gerai toko Perusahaan tersebar di beberapa kota seperti
Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya, Malang, Bali dan Makassar.
Alfamidi
ternyata dikelola oleh PT Midi Utama Indonesia. kabarnya sampai akhir 2008
secara nasional ditargetkan akan ada 60 gerai dengan rincian 50 di jakarta dan
sisanya di kota lain. Sedangkan di Surabaya sendiri sudah ada 4 gerai Alfamidi
yang dibuka. Pada awal tahun 2009 rencananya akan dibuka 10 gerai di Bali.
Komposisi isi gerai adalah 60% produk food, 20% non-food, dan 20% adah frozen
stuff. Mungkin ada hal baru yang berbeda dengan Alfamart dan Indomaret, yaitu
Alfamidi menyediakan frozen food seperti daging segar serta sayuran dan buah
segar lebih banyak. Alfamart dan Indomaret didak menjual sayuran segar dan
daging serta ayam frozen.
Ini
merupakan jaringan ritel kelas mini market pertama yang menggarap segmen
tersebut, namun untuk main di segmen itu memang tidaklah mudah karena memiliki
faktor resiko yang lebih besar dari menjual makanan olahan siap saji. Tingginya
daya beli masyarakat membuat peluang bisnis ritel di Indonesia masih terbuka
lebar. PT Midi Utama Indonesia, pengelola ritel Alfamidi, menangkap
peluang itu dengan memperluas pangsa pasar di Jawa Timur. President
Director PT Midi Utama Indonesia Rullyanto mengatakan, sampai akhir 2008,
secara nasional ditargetkan tersedia 60 gerai Alfamidi, dengan rincian 50
gerai di Jakarta dan sisanya di Surabaya.
Target
akumulasi omzet Rp 1miliar per gerai. Kini di Jakarta baru ada 20 gerai
dan di Surabaya empat gerai. Setelah 60 gerai terpenuhi, ke depan
Alfamidi bisa diwaralabakan, ujar Rully, Empat gerai itu pertama yang buka
di Surabaya terletak di Darmo Satelit, Perak, Pasar Kembang dan Tidar
menyusul di kawasan Demak, Kalijaten, Ciliwung dan Cemengkalang Sidoarjo. Setelah
peresmian gerai di Surabaya, awal 2009 Alfamidi merambah Bali dengan target 10
gerai. Menyambut Lebaran ini, kata Rully, Alfamidi hadir dengan
kelengkapan stok dan tampilan barang yang lebih menarik daripada peritel lain.
Meski pemain baru dalam bisnis ritel, kami optimistis target omzet Rp 50
juta per hari akan langsung terpenuhi di hari pertama. Karena konsumen
masih penasaran dengan kehadiran ritel ini, ujarnya.
Ia
telah menyiapkan strategi khusus agar omzet harian tetap teraih. Dengan
meningkatkan profesionalitas kinerja dan menjaga agar stokp produk tidak
kosong. Mengenai strategi menghadapi persaingan bisnis ritel lain, Rully
meyakini gerainya tetap akan dipenuhi konsumen. Karena ia selalu
menghadirkan produk yang tersedia di minimarket dan supermarket.
“Stok produk minimal 7.000 item terdiri dari, 60 persen produk
makanan, 20 persen nonmakanan, dan 20 produk segar,” kata Rully. Ia menjamin,
harga jual produk nonmakanan di gerainya lebih rendah 5 persen dibanding harga
pasar. Menurut Ketua DPD Aprindo Jatim Abraham Ibnu, kehadiran peritel
baru di semester II 2008 ini dapat menumbuhkan penjualan minimarket 8,9
persen dibandingkan periode sama 2007. Rata-rata penjualan tiap gerai sekitar
Rp 20 juta-50 juta per hari. Wakil Ketua Umum DPP Aprindo Pujianto
menambahkan, bisnis ritel di Indonesia memang prospektif.
Buktinya, pertumbuhan
bisnis ritel moderen anggota Aprindo secara nasional naik 15 persen
dibandingkan 2007 sejumlah 8.000 outlet. Sementara, Ketua Harian DPP
Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, pertumbuhan bisnis ritel moderen dan
pasar tradisional bisa seiring sejalan. Meski ritel moderen bisa
menjangkau pasar di daerah pemukiman, bisnis itu tidakakan memakan jatah
konsumen dari pasar tradisional, katanya. Pada bulan juni 2008 telah
dilakuka perubahan nama dari PT Midimart Utama menjadi PT Midi Utama Indonesia.
Pada tahun 2009, dengan melihat adanya peluang usaha dalam kegiatan minimarket
(conveniet store) Perseroan memperkenalkan konsep baru minimarket dengan nama Alfaexpress. Saat ini Perseroan
memiliki karyawan sejumlah 5.379orang dan Perseroan juga berharap untuk dapat
mempekerjakan lebih banyak lagi sumber daya manusia Indonesia sebagai salah
satu upaya membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran.
Pada
tanggal 15 Nopember 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) Perusahaan kepada masyarakat
sebanyak 432.353.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga
penawaran Rp275,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Nopember 2010. Pada tahun 2011, Perusahaan
membuka jaringan convenience store dengan nama “Lawson” Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam
bidang perdagangan umum termasuk perdagangan toserba/swalayan dan minimarket.
Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah dalam bidang perdagangan eceran untuk
produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket bernama “Alfamidi”
dan “Alfaexpress”
2.2
Faktor apa saja yang berpengaruh
Strategi Penetrasi Pasar
Yang dimaksud dengan strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi untuk meningkatkan kegiatan pasar (market share) supaya usaha pemasaran lebih aktif. Strategi untuk meningkatkan kegiatan pasar dapat dilakukan melalui upaya pemasaran seperti meningkatkan promosi dan publisitas serta meningkatkan pelayanan. Meningkatkan kegiatan promosi sangat penting biasanya dilakukan melalui media televisi, off air, dan media cetak.
Yang dimaksud dengan strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi untuk meningkatkan kegiatan pasar (market share) supaya usaha pemasaran lebih aktif. Strategi untuk meningkatkan kegiatan pasar dapat dilakukan melalui upaya pemasaran seperti meningkatkan promosi dan publisitas serta meningkatkan pelayanan. Meningkatkan kegiatan promosi sangat penting biasanya dilakukan melalui media televisi, off air, dan media cetak.
Strategi Pengembangan Pasar
Merupakan
upaya untuk memperkenalkan “Alfamidi” kepada konsumen. Dan gerai toko sudah
tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi,
Surabaya, Malang, Bali dan Makassar. Tentang kelebihan dari “Alfamidi”
dibandingkan yang lain. Contohnya “ Alfamidi” menyediakan frozen food seperti
daging segar serta sayuran dan buah segar lebih banyak. Alfamart dan Indomaret
tidak menjual sayuran segar dan daging serta ayam frozen.
2.2
a Laba dalam Perusahaan
Merupakan
sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap usaha dan sebagai
dasar utuk menekankan tingkat biaya, sehingga dapat memaksimalkan laba
penjualan kerena dengan meminimalkan biaya produksi maka laba yang maksimal
akan tercapai. ( Menurut M. Nafarin 2007:166). Pendapatan
bersih PT Midi Utama Indonesia Tbk (Perseroan) yang mencapai Rp3,9 triliun
sepanjang 2012 atau naik 49,9 persen dari periode sebelumnya diklaim tidak
terlepas dari langkah ekspansi perseroan sepanjang 2012.
Langkah ekspansi
yang paling signifikan hingga mencapai kenaikan pendapatan bersih hingga Rp1,3
triliun dikatakan Presdir PT Midi Utama Indonesia Tbk, Rullyanto disebabkan
penambahan jaringan toko Alfamidi dan Lawson yang tersebar di Jabodetabek dan
luar Jawa makin dilirik masyarakat. Dalam
laporan keuangan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan) yang
digelar, Senin (10/6/2013) sepanjang 2012 perseroan berhasil mencatatkan
pendapatan bersih sebesar Rp3,9 triliun atau naik sebesar Rp1,3 triliun (49,9
persen) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara
dari sisi laba komperehensif ada peningkatan sebasar 42,3 persen dari periode
yang sama di 2011 atau naik dari Rp31,6 miliar pada 2011 menjadi Rp45 miliar
pada 2012. "Selama 2012 perseroan berhasil menambah 129 gerai Alfamidi dan
74 gerai Lawson sehingga saaat ini tercatat ada 452 Alfamidi dan 116 Aldaexpres
dan 84 Lawson yang tersebar di Jabodetabek dan beberapa wilayah diluar
Jawa," terangnya. Bila dilihat
pencapaian perkembangan PT Midi Utama Indonesia Tbk sejak berdiri pada 2007
lalu terlihat perkembangan pendapatan bersih dan laba komprehensif perseroan
rata-rata di atas 40 persen. Bahkan hingga akhir kuartal pertama di 2013, PT
Midi Utama Indonesia Tbk mengklaim sudah membukukan pendapatan bersih sebesar
Rp1,08 triliun atau meningkat dari periode yang sama di 2012 sebesar Rp789
miliar. Sementara dari sisi laba komprehensif perseroan mencatat laba sebesar
Rp2,3 miliar.
PT
Midi Utama Indonesia Tbk meraih pendapatan bersih sebesar Rp 788,96 miliar pada
Kuartal I (Q1) 2012, atau meningkat sebesar 45,1 persen dibandingkan
periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp 543, 83 miliar. Dari sisi laba bersih,
perseroan mencatat pertumbuhan sebesar 147 % dari Rp 2,21 miliar pda Q1
2011 menjadi Rp 5,46 miliar pada Q1 2012. Perseroan menargetkan membuka
sebanyak 130 gerai Alfamidi dan 100 gerai Lawson pada tahun 2012 ini.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2011 lalu, perseroan mengoperasikan sebanyak 509
gerai yang terdiri dari 323 gerai Alfamidi, 176 gerai Alfaexpress dan 10 gerai
Lawson. “Perseroan berhasil membuka lembaran baru dengan menghadirkan convenience
store merek Lawsom sejak 2011. Adanya Lawson ini diharapkan bisa
meningkatkan laba bersih Perseroan,” ujar Suantopo Po Corporate Secretary PT
Midi Utama Tbk saat press conference Public Expose PT Midi Utama Tbk
di Cikokol, Tangerang, Jumat (22/6).
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa laba selain sebagai tujuan utama perusahaan juga bisa
digunakan sebagai alat daya tarik para investor lain atau sebagai alat
mengefesienkan kegiatan usaha yang akan dijalankan. TANGERANG, BP - PT. Midi
Utama Indonesia (Alfamidi) menargetkan untuk membuka 150 gerai baru hingga
penghujung tahun 2013 mendatang. Pembukan gerai ini tak lepas dari terus
meningkatnya pendapatan Alfamidi rata-rata sebesar 40 persen selama 5 tahun
terakhir secara berturut-turut. “Tahun ini, kami akan buka 150 gerai lagi di 7
cabang Alfamidi yang tersebar se-Indonesia. Investasi tiap Alfamidi ini kami membutuhkan
dana sekitar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar per gerainya,” kata Direktur Keuangan
PT. Midi Utama Indonesia, Suantopo Po, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Tahunan, di Cikokol, Kota Tangerang, Senin (10/6).
Untuk perbandingan peningkatan
pendapatan Alfamidi, Suantopo menyebutkan, per tahun 2010 lalu, pendapatan
Alfamidi baru sebesar Rp1,597 triliun, dan meningkat tahun selanjutnya menjadi
Rp2,583 triliun. “Hasil RUPS tahun 2012 ini, kami mendapatkan laba Rp3,9
miliar, atau naik sebesar 49% dari tahun sebelumnya. Atau sama artinya, setiap
tahun laba Alfamidi naik di kisaran 40 persen/tahun,” jelasnya. Menurut
Suantopo lagi, pencapaian yang signifikan itu tak lepas dari langkah ekspansi
Alfamidi selama tahun 2012. Dimana, sepanjang tahun lalu, perusahaan perseoran
tersebut mampu menambah 129 gerainya di berbagai wilayah se-Indonesia. “Kami
juga kembangkan gerai Lawson (baru) sebanyak 74 gerai. Jadi total tahun ini
jumlah gerai kami sudah mencapai 652 gerai yang terdiri dari 452 gerai
Alfamidi, 116 gerai Alfaexpress, dan 84 gerai Lawson,” bebernya.
Dengan terus bertambahnya jumlah gerai milik PT Midi Utama Indonesia
tersebut, mampu memberikan sumbangan besar bagi perekrutan pegawai. Tercatat
selama 5 tahun berdirinya perseroan, jumlah karyawan sudah mencapai 13 ribu
orang lebih. “Kinerja yang memuaskan ini tentu tak lepas dari kerja-kerja
karyawan kami. Jadi, kami patut apresiasi juga kerja mereka, dan juga tentunya
dukungan para pemilik saham,” jelasnya. Terkait dengan rencana penambahan gerai
Alfamidi tahun ini, Suantopo menyatakan bahwa, pihaknya membutuhkan dana
investasi yang cukup besar. Dengan rata-rata setiap gerai membutuhkan investasi
Rp2 miliar-Rp3 miliar, sehingga untuk membangun 150 gerai barunya, Alfamidi
membutuhkan dana tak kurang dari Rp450 miliar. “Kami yakin semua rencana
itu tercapai dengan bantuan modal perbankan yang mencapai 75 persen, sedangkan
sisanya akan kami siapkan dari dana segar kami sebesar 25 persennya,” singkat
Suantopo yang didampingi Direktur Operasional, Dany Liaw, dan Direktur
Pemasaran, Lilik Setia Budi.
Sementara itu, Presiden
Direktur PT Midi Utama Indonesia, Rullyanto mengatakan, hasil RUPS juga
menetapkan bahwa pelayanan masih akan jadi fokus utama perusahaannya. Hal itu
dilakukan untuk mengikat pelanggan setia Alfamidi, Alfaexpress dan juga Lawson
yang masih dalam naungan PT. Midi Utama Indonesia. “Tahun ini, kami juga mulai
buka pelayanan bayar listrik, pengiriman uang, telepon, dan pembayaran motor di
semua gerai kami,” singkatnya.(pane/hendra/BNN).
2.2 b Perkembangan dalam Perusahaan
Dibanding tahun lalu,
bisnis Alfamidi mengalami growth sekitar 50%. Jumlah ini
diprediksi Deni, panggilannya, akan meningkat terus setiap tahun. Meski biaya
investasinya lumayan besar, berkisar antara Rp 1 milyar – Rp 2 milyar, orang
tertarik karena balik modalnya lumayan cepat. Rata-rata di 28 bulan sudah balik
modal. Malah ada yang dalam tempo 6 bulan sudah balik modal.
“Dengan masa kerjasama kemitraan selama 10 tahun, tentu saja usaha ini
menguntungkan,” tambah Deni. Selain dekat dengan tempat tinggal, konsep yang
diterapkan adalah menggantikan peran pasar tradisional, yang pada sore dan
malam hari sudah tutup. “Saat ini, warga masyarakat terutama di daerah
perkotaan, banyak beraktivitas hingga malam. Mereka butuh produk-produk
yang dekat dengan mereka tinggal. Kalau pergi ke supermarket, jaraknya agak
jauh,” tutur Deni. Untuk melayani
pasokan barang ke seluruh Indonesia, Alfamidi menyediakan 5 DC (distribution
center) yang tersebar di seluruh Indonesia. Satu DC memiliki 60-100 mobil
operasional yang mendistribusikan berbagai macam produk ke setiap gerai
Alfamidi. “Setiap DC bisa memasok sampai 200 toko setiap harinya.
Tergantung jarak masing-masing
toko,” terang Deni. Lantaran jaraknya tidak berjauhan, di pulau Jawa satu
mobil operasi bisa mengirimkan ke 2 toko sekaligus. Hal tersebut berbeda
misalnya, dengan Alfamidi yang berada di Palopo, Sulawesi Selatan. Perlu waktu
seharian untuk mengantarkan produk ke toko-toko yang ada di sana. Jam
operasional kendaraan dari mulai pukul 5 pagi, hingga pukul 12 malam. Ada 2
jenis kendaraan yang digunakan oleh Alfamidi untuk distribusi, yaitu Mitsubishi
Colt dan Hino. Paling banyak digunakan adalah Mitsubishi Colt. “Kenapa kami
memakai kendaraan ini? Karena ketangguhannya sudah teruji, semua orang juga
tahu. Apalagi kami membawa bahan-bahan yang hendak dipredagangkan,” jelas Deni.
Untuk Hino sendiri, belum sepenuhnya digunakan. Masih dalam taraf ujicoba di
beberapa tempat distribusi
2.2
c Kepuasan Konsumen
Definisi Kepuasan Konsumen.
Menurut J. Supranto ( 2001; 233 ) “kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan seseorang yang membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya
dengan harapan”. Jadi tingkat kepuasan merupan istilah dari perbedaan antara
kinerja dibawah harapan, pelanggan akan puas. Menurut Handi Irawan D, ( 2002; 3
) “pelayanan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, organisasi, atau instansi
kebutuhan orang lain dengan memberikan kemudahan-kemudahan”. Sedangkan menurut
Fendy Tjiptono ( 2001; 52 ) “pelayanan dapat diartikan sebagai jasa, yaitu
aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual”.
Perilaku Konsumen
Setiap perusahaan selalu mengembangkan sistem dalam memproduksi dan
menyalurkan barang dan jasanya. Dengan demikian perkembangan teknologi akan
mengakibatkan sistem tersebut semakin komplek dan barang-barang ekonomi yang
tersedia semakin beraneka ragam. Untuk mengembangkan sistem tersebut,
perusahaan perlu mengadakan penelitian mengenai perilaku konsumen didalam
pengambilan keputusan untuk membeli. Berbicara mengenai perilaku konsumen
berarti juga membicarakan tentang perilaku manusia, akan tetapi hanya dalam
ruang lingkup yang lebih terbatas. Pengertian perilaku konsumen dapat
didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Penting dari arti perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan
kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan
dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa.
Pengertian perilaku konsumen ini sering dikacaukan dengan pengertian
perilaku pembeli. Perilaku pembeli tampak pada pembelian untuk lembaga-lembaga,
organisasi industri dan bermacam-macam tingkat penjualan kembali untuk pedagang
besar ataupun pedagang eceran. Perilaku konsumen tidak saja mempelajari yang
dibeli atau dikonsumsikan. Tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam
kondisi macam apa barang barang dan jasa-jasa yang dibeli. Terdapat tiga faktor
yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan seorang konsumen yaitu Individual
Consumer, Environmental Influences, Marketing Strategy. Individual
Consumer merupakan pemilihan terhadap merek dipengaruhi oleh kebutuhan
konsumen, persepsi terhadap karakteristik merek dan sikap mereka terhadap
alternatif merek. Environmental Influences merupakan lingkungan yang
mempengaruhi pembelian seseorang adalah budaya kelas sosial, keluarga atau
kelompok masyarakat pada situasi tertentu. Marketing Strategy merupakan
variabel-variabel dalam strategi pemasaran seperti produk, harga, promosi dan
distribusi dinilai dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pengambilan
keputusan.
Dalam rangka pengembangan strategi pemasaran,
peranan perilaku konsumen adalah penting, karena manajer akan mempunyai
pandangan yang lebih luas, dan akan mengetahui peluang baru yang berasal dari
belum terpenuhinya kebutuhan konsumen. secara sederhana variabel-variabel
perilaku konsumen dapat dibagi menjadi faktor ekstern, faktor intern, dan
proses pengambilan keputusan. Faktor ekstern, terdiri dari kebudayaan, kelas
sosial, kelompok referen, serta keluarga. Faktor intern, terdiri dari motivasi,
persepsi, kepribadian dan konsep diri, relajar dan sikap dari individu. Proses
pengambilan keputusan yaitu menganalisa keinginan dan kebutuhan, mencari
informasi dari sumber-sumber yang ada, penilaian dan pemilihan, keputusan untuk
membeli dan perilaku sesudah membeli.
Pengertian Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2004; 6),
“ jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud
fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.
Dimensi Kualitas Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2004:6),
“Kualitas jasa akan dinilai oleh berdasarkan konsumen”. Perusahaan hendaknya
menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi
kualitasnya. Parasuraman dan kawan-kawan menguraikan dimensi kualitas jasa
dalam lima dimensi pokok yaitu keandalan (reliability), daya tanggap (
responsiveness), jaminan ( Assurance), empati (emphaty) dan
bukti fisik ( tangibles).
- Keandalan (reliability) yakni kemampuan memberikan pelayanan yangdijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
- Daya Tanggap ( responsiveness) yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.
- Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
- Empati (emaphaty), meliputi akses, komunikasi, dan pemahaman kepada konsumen.
- Bukti Fisik (tangibles), yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik,seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya parkir, kebersihan,kerapian, perlengkapan, penampilan pegawai, dan sarana komunikasi.
- Kredibilitas ( credibility ), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan,
- Kesopanan ( courtesy ), meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para karyawan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya.
- Empati ( emphaty), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan ke
- Kompetensi ( competence ), ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan butuhan pelanggannya. Dimensi Empati ini merupakan penggabungan dari dimensi :
- Akses ( access ), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan.
- Komunikasi ( communication ), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukkan dari pelanggan Pemahaman pada pelanggan ( understanding the customer ), meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
2.3
Faktor pendukung
Faktor ketersediaan produk
Produk yang dijual banyak macamnya,
mulai dari peralatan rumah tangga, makanan, minuman, keperluan bayi, kosmetik.Berdasarkan
koesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan
sangat setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan setuju 29 responden atau
58%, yang menyatakan netral 8 responden atau 16%, yang menyatakan tidak setuju
2 responden atau 4%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden. Masing-masing jenis produk tersedia
dalam jumlah banyak. Berdasarkan koesioner diperoleh hasil sebagai
berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 7 responden atau 14%,
yang menyatakan setuju 16 responden atau 32%, yang menyatakan netral 17
responden atau 34%, yang menyatakan tidak setuju 10 responden atau 20%, yang
menyatakan sangat tidak setuju 0 responden.
Harga produk lebih murah dari harga
di pasar.Berdasarkan
kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan
sangat setuju 6 responden atau 12%, yang menyatakan setuju 11 responden
atau 22%, yang menyatakan netral 16 responden atau 32%, yang menyatakan tidak
setuju17 responden atau 32%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden. Adanya
promo discount (potongan harga) untuk produk bar.Berdasarkan kuesioner
diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat
setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan setuju 16 responden atau 32%,
yang menyatakan netral 15 responden atau 30%, yang menyatakan tidak setuju 8
responden atau 16%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden.
Waktu buka dan tutup.( alfamidi
buka jam 07.30 pagi) Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut
: dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 9 responden atau 18%, yang
menyatakan setuju 23 responden atau 46%, yang menyatakan netral 7responden atau
14%, yang menyatakan tidak setuju 9 responden atau 18%, yang menyatakan sangat
tidak setuju 2 responden atau 4%.(alfamidi tutup 21.00 malam) Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil
sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 5 responden
atau 10%, yang menyatakan setuju 17 responden atau 34%, yang menyatakan netral
16 responden atau 32%, yang menyatakan tidak setuju 11 responden atau 22%, yang
menyatakan sangat tidak setuju 1 responden atau 2%.
Keramahan petugas
Membukakan
pintu ketika pembeli hendak masuk atau keluar. Berdasarkan
kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan
sangat setuju 5 responden atau 10%, yang menyatakan setuju 9 responden atau
18%, yang menyatakan netral 6 responden atau 12%, yang menyatakan tidak setuju
22 responden atau 44%, yang menyatakan sangat tidak setuju 8 responden atau
16%. Petugas menawarkan produk tertentu (yang ada di dekat kasir). Berdasarkan
kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan
sangat setuju 5 responden atau 10%, yang menyatakan setuju 24 responden atau
48%, yang menyatakan netral 13 responden atau 26%, yang menyatakan tidak setuju
7 responden atau 14%, yang menyatakan sangat tidak setuju 1 responden atau 2%. Lokasi.
Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut: dari 50 responden yang
menyatakan sangat setuju 15 responden atau 30%, yang menyatakan setuju 27
responden atau 54%, yang menyatakan netral 7 responden atau 14%, yang
menyatakan tidak setuju 1 responden atau 2%, yang menyatakan sangat tidak setuju
0 responden atau 0%. Kenyamanan. Berdasarkan kuesioner
diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat
setuju 16 responden atau 32%, yang menyatakan setuju 28 responden atau 56%,
yang menyatakan netral 6 responden atau 12%, yang menyatakan tidak setuju 0
responden atau 0%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden atau 0%.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Alfamidi
ternyata dikelola oleh PT Midi Utama Indonesia. kabarnya sampai akhir 2008
secara nasional ditargetkan akan ada 60 gerai dengan rincian 50 di jakarta dan
sisanya di kota lain. di surabaya sendiri sudah ada 4 gerai Alfamidi yang
dibuka. awal 2009 rencananya akan dibuka 10 gerai di Bali. Komposisi isi gerai
adalah 60% produk food, 20% non-food, dan 20% adah frozen stuff.
Untuk perbandingan peningkatan
pendapatan Alfamidi, Suantopo menyebutkan, per tahun 2010 lalu, pendapatan
Alfamidi baru sebesar Rp1,597 triliun, dan meningkat tahun selanjutnya menjadi
Rp2,583 triliun.“Hasil RUPS tahun 2012 ini, kami mendapatkan laba Rp3,9 miliar,
atau naik sebesar 49% dari tahun sebelumnya. Atau sama artinya, setiap tahun
laba Alfamidi naik di kisaran 40 persen/tahun.
Meski biaya investasinya lumayan besar,
berkisar Rp 1 milyar – Rp 2 milyar, orang tertarik karena balik modalnya
lumayan cepat. Rata-rata di 28 bulan sudah balik modal untuk masa kemitraan
selama 10 tahun.
Hasil Penelitian melalui koesioner:
Dimensi
|
Rata-rata
|
Kategori
|
Ketersediaan produk
|
184.5
|
Setuju
|
Harga produk
|
168
|
Netral
|
Waktu buka & tutup
|
171
|
Setuju
|
Keramahan petugas
|
153
|
Netral
|
Lokasi
|
209.5
|
Setuju
|
Kenyamanan
|
209.5
|
Setuju
|
Jumlah
|
182.58
|
Setuju
|
3. 2 Saran
Dalam melakukan usaha bisnis retail perlu di
perhatikan adanya beberapa hal, antara lain:
- Pada pihak dan pelaku bisnis yang terkait mampu mengendalikan diri untuk tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan curang dan merugikan pihak lain.
- Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat
- Pelaku bisnis hendaknya menciptakan persaingan bisnis yang sehat
- Pelaku bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.
- Pelaku bisnis harus konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
DAFTAR PUSTAKA:
http://www.idebisnis.biz/articles/2013/12/pt-midi-utama-indonesia-alfamidi-supermarket-mini-andalkan-fresh-food