Kamis, 17 April 2014

Tugas Softskill1. (BISNIS RETAIL TERHADAP STRATEGI PERKEMBANGAN KONSUMEN “ALFAMIDI”)




TUGAS MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA




BISNIS RETAIL TERHADAP STRATEGI PERKEMBANGAN KONSUMEN “ALFAMIDI”



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat diperkenankan menyelasaikan Makalah Perekonomian Indonesia. Selain sebagai tugas, Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang bisnis retail terhadap strategi perkembangan konsumen “ALFAMIDI” . dengan tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita .
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah waktu, saran dan lain-lain. Oleh sebab itu, selesainya makalah ini bukan semata-mata karena kemampuan saya, tetapi banyak pihak yang mendukung dan membantu saya. Dalam kesempatan ini . penyusun mengucapakan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR ISI
                                                                                                                              
KATA PENGANTAR…………………………………………………….              
DAFTAR ISI………………………………………………………………            
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….         
1.1 Latar belakang masalah………………………………………………..            
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………           
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………….            
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..            
2.1 Sejarah…………………………………………………………………..           
2.2 Factor yang berpengaruh………………………………………………. .          
            2.2 a Laba dalam perusahaan……………………………………….            
            2.2 b Perkembangan dalam perusahaan……………………………             
            2.2 c Kepuasan konsumen………………………………………….             
2.3 Factor pendukung……………………………………………………….            
BAB III PENUTUP………………………………………………………...            
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..            
3.2 Saran…………………………………………………………………….           
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….            

                                                                                 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 

Bisnis ritel adalah yang saling berhubungan dengan aktivitas penjualan yang secara langsung kepada konsumen yang akan digunakan untuk kebutuhan pribadinya dan tidak digunakan untuk keperluan bisnis. Setiap perusahaan yang melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir baik produsen, grosir, maupun pengecer dapat dikatakan bertindak dalam bisnis ritel/eceran. Pengelolaan bisnis ritel tidak sekedar hanya membuka toko dan mempersiapkan barang-barang yang lengkap  tetapi harus mengikuti perkembangan teknologi agar dapat berhasil dan mempunyai keunggulan tersendiri, keunggulan yang dimiliki masing-masing perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya seperti; penetapan harga, fasilitas belanja, pelayanan, diskon dan factor-faktor lain.
Ekonomi merupakan hal yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman yang terus berjalan, tentunya kebutuhan manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang dialami suatu negara seperti inflasi ,pengangguran , kesempatan kerja, hasil produksi,dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan tepat maka suatu negara mengalami keadaan ekonomi yang stabil, mempengaruhi kesejahteraan kehidupan penduduk yang ada negara tersebut.


1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah yang dikaji dalam penulisan ini difokuskan tentang Bisnis Retail Terhadap Perkembangan Konsumen.Adapun perumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana perkembangan bisnis retail terhadap konsumen “ALFAMIDI” ? 
2.      Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat terhadap“ALFAMIDI”?



1.3 TUJUAN PENULISAN

 Untuk memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai Bisnis Retail Terhadap Konsumen “ALFAMIDI” bagi pembaca, agar lebih memahami secara luas. Selain itu, makalah ini dibuat sebagai bahan penyelesaian tugas makalah mata kuliah Perekonomian Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH
Bagi Anda yang tinggal di Jakarta mungkin sudah pernah melihat beberapa gerai Alfamidi, sekilas gerainya seperti punya grup usahanya Alfamart mirip secara warna dan tulisan serta setting layoutnya, sehingga tidaklah salah kalau anda kira Alfamidi merupakan grupnya Alfamart. Mungkin kita pikir ini untuk segmen yang berbeda. Tetapi kenyataanya Alfamidi tidak ada hubungannya dengan Alfamart. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) didirikan dengan nama PT Midimart Utama 28 Juni 2007 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007. Perusahaan berkedudukan Jl. M.H. Thamrin No. 9, Cikokol, Tangerang. Gerai toko Perusahaan tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya, Malang, Bali dan Makassar.
Alfamidi ternyata dikelola oleh PT Midi Utama Indonesia. kabarnya sampai akhir 2008 secara nasional ditargetkan akan ada 60 gerai dengan rincian 50 di jakarta dan sisanya di kota lain. Sedangkan di Surabaya sendiri sudah ada 4 gerai Alfamidi yang dibuka. Pada awal tahun 2009 rencananya akan dibuka 10 gerai di Bali. Komposisi isi gerai adalah 60% produk food, 20% non-food, dan 20% adah frozen stuff. Mungkin ada hal baru yang berbeda dengan Alfamart dan Indomaret, yaitu Alfamidi menyediakan frozen food seperti daging segar serta sayuran dan buah segar lebih banyak. Alfamart dan Indomaret didak menjual sayuran segar dan daging serta ayam frozen.
Ini merupakan jaringan ritel kelas mini market pertama yang menggarap segmen tersebut, namun untuk main di segmen itu memang tidaklah mudah karena memiliki faktor resiko yang lebih besar dari menjual makanan olahan siap saji. Tingginya daya beli masyarakat membuat peluang bisnis ritel di Indonesia masih terbuka lebar. PT Midi Utama Indonesia, pengelola ritel Alfamidi, menangkap peluang itu dengan memperluas pangsa pasar di Jawa Timur. President Director PT Midi Utama Indonesia Rullyanto mengatakan, sampai akhir 2008, secara nasional ditargetkan tersedia 60 gerai Alfamidi, dengan rincian 50 gerai di Jakarta dan sisanya di Surabaya.

          Target akumulasi omzet Rp 1miliar per gerai. Kini di Jakarta baru ada 20 gerai dan di Surabaya empat gerai. Setelah 60 gerai terpenuhi, ke depan Alfamidi bisa diwaralabakan, ujar Rully, Empat gerai itu pertama yang buka di Surabaya terletak di Darmo Satelit, Perak, Pasar Kembang dan Tidar menyusul di kawasan Demak, Kalijaten, Ciliwung dan Cemengkalang Sidoarjo. Setelah peresmian gerai di Surabaya, awal 2009 Alfamidi merambah Bali dengan target 10 gerai. Menyambut Lebaran ini, kata Rully, Alfamidi hadir dengan kelengkapan stok dan tampilan barang yang lebih menarik daripada peritel lain.  Meski pemain baru dalam bisnis ritel, kami optimistis target omzet Rp 50 juta per hari akan langsung terpenuhi di hari pertama. Karena konsumen masih penasaran dengan kehadiran ritel ini, ujarnya.
 
Ia telah menyiapkan strategi khusus agar omzet harian tetap teraih. Dengan meningkatkan profesionalitas kinerja dan menjaga agar stokp produk tidak kosong. Mengenai strategi menghadapi persaingan bisnis ritel lain, Rully meyakini gerainya tetap akan dipenuhi konsumen. Karena ia selalu menghadirkan produk yang tersedia di minimarket dan supermarket. “Stok produk minimal 7.000 item terdiri dari, 60 persen produk makanan, 20 persen nonmakanan, dan 20 produk segar,” kata Rully. Ia menjamin, harga jual produk nonmakanan di gerainya lebih rendah 5 persen dibanding harga pasar. Menurut Ketua DPD Aprindo Jatim Abraham Ibnu, kehadiran peritel baru di semester II 2008 ini dapat menumbuhkan penjualan minimarket 8,9 persen dibandingkan periode sama 2007. Rata-rata penjualan tiap gerai sekitar Rp 20 juta-50 juta per hari. Wakil Ketua Umum DPP Aprindo Pujianto menambahkan, bisnis ritel di Indonesia memang prospektif.
Buktinya, pertumbuhan bisnis ritel moderen anggota Aprindo secara nasional naik 15 persen dibandingkan 2007 sejumlah 8.000 outlet. Sementara, Ketua Harian DPP Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, pertumbuhan bisnis ritel moderen dan pasar tradisional bisa seiring sejalan. Meski ritel moderen bisa menjangkau pasar di daerah pemukiman, bisnis itu tidakakan memakan jatah konsumen dari pasar tradisional, katanya.  Pada bulan juni 2008 telah dilakuka perubahan nama dari PT Midimart Utama menjadi PT Midi Utama Indonesia. Pada tahun 2009, dengan melihat adanya peluang usaha dalam kegiatan minimarket (conveniet store) Perseroan memperkenalkan konsep baru minimarket dengan nama Alfaexpress. Saat ini Perseroan memiliki karyawan sejumlah 5.379orang dan Perseroan juga berharap untuk dapat mempekerjakan lebih banyak lagi sumber daya manusia Indonesia sebagai salah satu upaya membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran.
Pada tanggal 15 Nopember 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 432.353.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp275,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Nopember 2010. Pada tahun 2011, Perusahaan membuka jaringan convenience store dengan nama “Lawson” Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termasuk perdagangan toserba/swalayan dan minimarket. Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah dalam bidang perdagangan eceran untuk produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket bernama “Alfamidi” dan “Alfaexpress”

 
2.2 Faktor apa saja yang berpengaruh

Strategi Penetrasi Pasar
       Yang dimaksud dengan strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi untuk meningkatkan kegiatan pasar (market share) supaya usaha pemasaran lebih aktif. Strategi untuk meningkatkan kegiatan pasar dapat dilakukan melalui upaya pemasaran seperti meningkatkan promosi dan publisitas serta meningkatkan pelayanan. Meningkatkan kegiatan promosi sangat penting biasanya dilakukan melalui media televisi, off air, dan media cetak.
Strategi Pengembangan Pasar
 Merupakan upaya untuk memperkenalkan “Alfamidi” kepada konsumen. Dan gerai toko sudah tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya, Malang, Bali dan Makassar. Tentang kelebihan dari “Alfamidi” dibandingkan yang lain. Contohnya “ Alfamidi” menyediakan frozen food seperti daging segar serta sayuran dan buah segar lebih banyak. Alfamart dan Indomaret tidak menjual sayuran segar dan daging serta ayam frozen.

2.2 a  Laba dalam Perusahaan
Merupakan sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap usaha dan sebagai dasar utuk menekankan tingkat biaya, sehingga dapat memaksimalkan laba penjualan kerena dengan meminimalkan biaya produksi maka laba yang maksimal akan tercapai.             ( Menurut M. Nafarin 2007:166). Pendapatan bersih PT Midi Utama Indonesia Tbk (Perseroan) yang mencapai Rp3,9 triliun sepanjang 2012 atau naik 49,9 persen dari periode sebelumnya diklaim tidak terlepas dari langkah ekspansi perseroan sepanjang 2012.

Langkah ekspansi yang paling signifikan hingga mencapai kenaikan pendapatan bersih hingga Rp1,3 triliun dikatakan Presdir PT Midi Utama Indonesia Tbk, Rullyanto disebabkan penambahan jaringan toko Alfamidi dan Lawson yang tersebar di Jabodetabek dan luar Jawa makin dilirik masyarakat.  Dalam laporan keuangan Rapat Umum Pemegang Saham  Tahunan (RUPS Tahunan) yang digelar, Senin (10/6/2013) sepanjang 2012 perseroan berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,9 triliun atau naik sebesar Rp1,3 triliun (49,9 persen) dari periode yang sama tahun sebelumnya.


            Sementara dari sisi laba komperehensif ada peningkatan sebasar 42,3 persen dari periode yang sama di 2011 atau naik dari Rp31,6 miliar pada 2011 menjadi Rp45 miliar pada 2012. "Selama 2012 perseroan berhasil menambah 129 gerai Alfamidi dan 74 gerai Lawson sehingga saaat ini tercatat ada 452 Alfamidi dan 116 Aldaexpres dan 84 Lawson yang tersebar di Jabodetabek dan beberapa wilayah diluar Jawa," terangnya.  Bila dilihat pencapaian perkembangan PT Midi Utama Indonesia Tbk sejak berdiri pada 2007 lalu terlihat perkembangan pendapatan bersih dan laba komprehensif perseroan rata-rata di atas 40 persen. Bahkan hingga akhir kuartal pertama di 2013, PT Midi Utama Indonesia Tbk mengklaim sudah membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,08 triliun atau meningkat dari periode yang sama di 2012 sebesar Rp789 miliar. Sementara dari sisi laba komprehensif perseroan mencatat laba sebesar Rp2,3 miliar.
 
PT Midi Utama Indonesia Tbk meraih pendapatan bersih sebesar Rp 788,96 miliar pada Kuartal I  (Q1) 2012, atau meningkat sebesar 45,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp 543, 83 miliar. Dari sisi laba bersih, perseroan mencatat pertumbuhan sebesar 147 % dari Rp 2,21 miliar pda Q1  2011 menjadi Rp 5,46 miliar pada Q1 2012. Perseroan menargetkan membuka sebanyak 130 gerai Alfamidi dan 100 gerai Lawson pada tahun 2012 ini. Sebelumnya, pada akhir tahun 2011 lalu, perseroan mengoperasikan sebanyak 509 gerai yang terdiri dari 323 gerai Alfamidi, 176 gerai Alfaexpress dan 10 gerai Lawson. “Perseroan berhasil membuka lembaran baru dengan menghadirkan convenience store merek Lawsom sejak 2011. Adanya Lawson  ini diharapkan bisa meningkatkan laba bersih Perseroan,” ujar Suantopo Po Corporate Secretary PT Midi Utama Tbk saat press conference Public Expose PT Midi Utama Tbk di Cikokol, Tangerang, Jumat (22/6).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa laba selain sebagai tujuan utama perusahaan juga bisa digunakan sebagai alat daya tarik para investor lain atau sebagai alat mengefesienkan kegiatan usaha yang akan dijalankan. TANGERANG, BP - PT. Midi Utama Indonesia (Alfamidi) menargetkan untuk membuka 150 gerai baru hingga penghujung tahun 2013 mendatang. Pembukan gerai ini tak lepas dari terus meningkatnya pendapatan Alfamidi rata-rata sebesar 40 persen selama 5 tahun terakhir secara berturut-turut. “Tahun ini, kami akan buka 150 gerai lagi di 7 cabang Alfamidi yang tersebar se-Indonesia. Investasi tiap Alfamidi ini kami membutuhkan dana sekitar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar per gerainya,” kata Direktur Keuangan PT. Midi Utama Indonesia, Suantopo Po, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, di Cikokol, Kota Tangerang, Senin (10/6).
Untuk perbandingan peningkatan pendapatan Alfamidi, Suantopo menyebutkan, per tahun 2010 lalu, pendapatan Alfamidi baru sebesar Rp1,597 triliun, dan meningkat tahun selanjutnya menjadi Rp2,583 triliun. “Hasil RUPS tahun 2012 ini, kami mendapatkan laba Rp3,9 miliar, atau naik sebesar 49% dari tahun sebelumnya. Atau sama artinya, setiap tahun laba Alfamidi naik di kisaran 40 persen/tahun,” jelasnya. Menurut Suantopo lagi, pencapaian yang signifikan itu tak lepas dari langkah ekspansi Alfamidi selama tahun 2012. Dimana, sepanjang tahun lalu, perusahaan perseoran tersebut mampu menambah 129 gerainya di berbagai wilayah se-Indonesia. “Kami juga kembangkan gerai Lawson (baru) sebanyak 74 gerai. Jadi total tahun ini jumlah gerai kami sudah mencapai 652 gerai yang terdiri dari 452 gerai Alfamidi, 116 gerai Alfaexpress, dan 84 gerai Lawson,” bebernya.

        Dengan terus bertambahnya jumlah gerai milik PT Midi Utama Indonesia tersebut, mampu memberikan sumbangan besar bagi perekrutan pegawai. Tercatat selama 5 tahun berdirinya perseroan, jumlah karyawan sudah mencapai 13 ribu orang lebih. “Kinerja yang memuaskan ini tentu tak lepas dari kerja-kerja karyawan kami. Jadi, kami patut apresiasi juga kerja mereka, dan juga tentunya dukungan para pemilik saham,” jelasnya. Terkait dengan rencana penambahan gerai Alfamidi tahun ini, Suantopo menyatakan bahwa, pihaknya membutuhkan dana investasi yang cukup besar. Dengan rata-rata setiap gerai membutuhkan investasi Rp2 miliar-Rp3 miliar, sehingga untuk membangun 150 gerai barunya, Alfamidi membutuhkan dana tak kurang dari Rp450 miliar.  “Kami yakin semua rencana itu tercapai dengan bantuan modal perbankan yang mencapai 75 persen, sedangkan sisanya akan kami siapkan dari dana segar kami sebesar 25 persennya,” singkat Suantopo yang didampingi Direktur Operasional, Dany Liaw, dan Direktur Pemasaran, Lilik Setia Budi. 

Sementara itu, Presiden Direktur PT Midi Utama Indonesia, Rullyanto mengatakan, hasil RUPS juga menetapkan bahwa pelayanan masih akan jadi fokus utama perusahaannya. Hal itu dilakukan untuk mengikat pelanggan setia Alfamidi, Alfaexpress dan juga Lawson yang masih dalam naungan PT. Midi Utama Indonesia. “Tahun ini, kami juga mulai buka pelayanan bayar listrik, pengiriman uang, telepon, dan pembayaran motor di semua gerai kami,” singkatnya.(pane/hendra/BNN).

2.2 b Perkembangan dalam Perusahaan
Dibanding tahun lalu,  bisnis  Alfamidi mengalami growth sekitar 50%. Jumlah ini diprediksi Deni, panggilannya, akan meningkat terus setiap tahun. Meski biaya investasinya lumayan besar, berkisar antara Rp 1 milyar – Rp 2 milyar, orang tertarik karena balik modalnya lumayan cepat. Rata-rata di 28 bulan sudah balik modal. Malah  ada yang  dalam tempo 6 bulan sudah balik modal. “Dengan masa kerjasama kemitraan selama 10 tahun, tentu saja usaha ini menguntungkan,” tambah Deni. Selain dekat dengan tempat tinggal, konsep yang diterapkan adalah menggantikan peran pasar tradisional, yang pada sore dan malam hari sudah tutup. “Saat ini, warga masyarakat terutama di daerah perkotaan, banyak  beraktivitas hingga malam. Mereka butuh produk-produk yang dekat dengan mereka tinggal. Kalau pergi ke supermarket, jaraknya agak jauh,” tutur Deni.  Untuk melayani pasokan barang ke seluruh Indonesia, Alfamidi menyediakan 5 DC (distribution center) yang tersebar di seluruh Indonesia. Satu DC memiliki 60-100 mobil operasional yang mendistribusikan berbagai macam produk ke setiap gerai Alfamidi. “Setiap DC bisa memasok sampai 200 toko setiap harinya. 
Tergantung jarak masing-masing toko,” terang Deni. Lantaran jaraknya tidak berjauhan, di pulau Jawa  satu mobil operasi bisa mengirimkan ke 2 toko sekaligus.  Hal tersebut berbeda misalnya, dengan Alfamidi yang berada di Palopo, Sulawesi Selatan. Perlu waktu seharian untuk mengantarkan produk ke toko-toko yang ada di sana. Jam operasional kendaraan dari mulai pukul 5 pagi, hingga pukul 12 malam. Ada 2 jenis kendaraan yang digunakan oleh Alfamidi untuk distribusi, yaitu Mitsubishi Colt dan Hino. Paling banyak digunakan adalah Mitsubishi Colt. “Kenapa kami memakai kendaraan ini? Karena ketangguhannya sudah teruji, semua orang juga tahu. Apalagi kami membawa bahan-bahan yang hendak dipredagangkan,” jelas Deni. Untuk Hino sendiri, belum sepenuhnya digunakan. Masih dalam taraf ujicoba di beberapa tempat distribusi

 2.2 c Kepuasan Konsumen

        Satisfaction adalah kata dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to do atau melakukan. Jadi produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada tingkat cukup. Menurut Philip Kotler (2004), “ kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi / kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapanharapannya.” Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, harus menciptakan kepuasan pelanggan, harus menciptakn dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan  pelanggannya.
 
Definisi Kepuasan Konsumen.

Menurut J. Supranto ( 2001; 233 ) “kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang yang membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapan”. Jadi tingkat kepuasan merupan istilah dari perbedaan antara kinerja dibawah harapan, pelanggan akan puas. Menurut Handi Irawan D, ( 2002; 3 ) “pelayanan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, organisasi, atau instansi kebutuhan orang lain dengan memberikan kemudahan-kemudahan”. Sedangkan menurut Fendy Tjiptono ( 2001; 52 ) “pelayanan dapat diartikan sebagai jasa, yaitu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual”.

Perilaku Konsumen

Setiap perusahaan selalu mengembangkan sistem dalam memproduksi dan menyalurkan barang dan jasanya. Dengan demikian perkembangan teknologi akan mengakibatkan sistem tersebut semakin komplek dan barang-barang ekonomi yang tersedia semakin beraneka ragam. Untuk mengembangkan sistem tersebut, perusahaan perlu mengadakan penelitian mengenai perilaku konsumen didalam pengambilan keputusan untuk membeli. Berbicara mengenai perilaku konsumen berarti juga membicarakan tentang perilaku manusia, akan tetapi hanya dalam ruang lingkup yang lebih terbatas. Pengertian perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Penting dari arti perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa.

Pengertian perilaku konsumen ini sering dikacaukan dengan pengertian perilaku pembeli. Perilaku pembeli tampak pada pembelian untuk lembaga-lembaga, organisasi industri dan bermacam-macam tingkat penjualan kembali untuk pedagang besar ataupun pedagang eceran. Perilaku konsumen tidak saja mempelajari yang dibeli atau dikonsumsikan. Tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa barang barang dan jasa-jasa yang dibeli. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan seorang konsumen yaitu Individual Consumer, Environmental Influences, Marketing Strategy. Individual Consumer merupakan pemilihan terhadap merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi terhadap karakteristik merek dan sikap mereka terhadap alternatif merek. Environmental Influences merupakan lingkungan yang mempengaruhi pembelian seseorang adalah budaya kelas sosial, keluarga atau kelompok masyarakat pada situasi tertentu. Marketing Strategy merupakan variabel-variabel dalam strategi pemasaran seperti produk, harga, promosi dan distribusi dinilai dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pengambilan keputusan.


      Dalam rangka pengembangan strategi pemasaran, peranan perilaku konsumen adalah penting, karena manajer akan mempunyai pandangan yang lebih luas, dan akan mengetahui peluang baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen. secara sederhana variabel-variabel perilaku konsumen dapat dibagi menjadi faktor ekstern, faktor intern, dan proses pengambilan keputusan. Faktor ekstern, terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok referen, serta keluarga. Faktor intern, terdiri dari motivasi, persepsi, kepribadian dan konsep diri, relajar dan sikap dari individu. Proses pengambilan keputusan yaitu menganalisa keinginan dan kebutuhan, mencari informasi dari sumber-sumber yang ada, penilaian dan pemilihan, keputusan untuk membeli dan perilaku sesudah membeli.
 
 Pengertian Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2004; 6), “ jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.
 Dimensi Kualitas Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2004:6), “Kualitas jasa akan dinilai oleh berdasarkan konsumen”. Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya. Parasuraman dan kawan-kawan menguraikan dimensi kualitas jasa dalam lima dimensi pokok yaitu keandalan (reliability), daya tanggap ( responsiveness), jaminan ( Assurance), empati (emphaty) dan bukti fisik ( tangibles).
  1. Keandalan (reliability) yakni kemampuan memberikan pelayanan yangdijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
  2. Daya Tanggap ( responsiveness) yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.
  3. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
  4. Empati (emaphaty), meliputi akses, komunikasi, dan pemahaman kepada konsumen.
  5. Bukti Fisik (tangibles), yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik,seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya parkir, kebersihan,kerapian, perlengkapan, penampilan pegawai, dan sarana komunikasi.
 Dimensi ini merupakan gabungan dari Sub dimensi :
  • Kredibilitas ( credibility ), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan,
  • Kesopanan ( courtesy ), meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para  karyawan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya.
  • Empati ( emphaty), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan ke
  • Kompetensi ( competence ), ketrampilan dan  pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan butuhan pelanggannya. Dimensi Empati ini merupakan penggabungan dari dimensi :
  • Akses ( access ), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan.  
  • Komunikasi ( communication ), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukkan dari pelanggan Pemahaman pada pelanggan ( understanding the customer ), meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan

2.3 Faktor pendukung

Faktor ketersediaan produk
Produk yang dijual banyak macamnya, mulai dari peralatan rumah tangga, makanan, minuman, keperluan bayi, kosmetik.Berdasarkan koesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan setuju 29 responden atau 58%, yang menyatakan netral 8 responden atau 16%, yang menyatakan tidak setuju 2 responden atau 4%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden. Masing-masing jenis produk tersedia dalam jumlah banyak. Berdasarkan koesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 7 responden atau 14%, yang menyatakan setuju 16 responden atau 32%, yang menyatakan netral 17 responden atau 34%, yang menyatakan tidak setuju 10 responden atau 20%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden.
Harga produk lebih murah dari harga di pasar.Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 6 responden  atau 12%, yang menyatakan setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan netral 16 responden atau 32%, yang menyatakan tidak setuju17 responden atau 32%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden. Adanya promo discount (potongan harga) untuk produk bar.Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan setuju 16 responden atau 32%, yang menyatakan netral 15 responden atau 30%, yang menyatakan tidak setuju 8 responden atau 16%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden.
Waktu buka dan tutup.( alfamidi buka jam 07.30 pagi) Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 9 responden atau 18%, yang menyatakan setuju 23 responden atau 46%, yang menyatakan netral 7responden atau 14%, yang menyatakan tidak setuju 9 responden atau 18%, yang menyatakan sangat tidak setuju 2 responden atau 4%.(alfamidi tutup 21.00 malam) Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 5 responden atau 10%, yang menyatakan setuju 17 responden atau 34%, yang menyatakan netral 16 responden atau 32%, yang menyatakan tidak setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan sangat tidak setuju 1 responden atau 2%.

Keramahan petugas

       Membukakan pintu ketika pembeli hendak masuk atau keluar. Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 5 responden atau 10%, yang menyatakan setuju 9 responden atau 18%, yang menyatakan netral 6 responden atau 12%, yang menyatakan tidak setuju 22 responden atau 44%, yang menyatakan sangat tidak setuju 8 responden atau 16%. Petugas menawarkan produk tertentu (yang ada di dekat kasir). Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 5 responden atau 10%, yang menyatakan setuju 24 responden atau 48%, yang menyatakan netral 13 responden atau 26%, yang menyatakan tidak setuju 7 responden atau 14%, yang menyatakan sangat tidak setuju 1 responden atau 2%. Lokasi. Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut: dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 15 responden atau 30%, yang menyatakan setuju 27 responden atau 54%, yang menyatakan netral 7 responden atau 14%, yang menyatakan tidak setuju 1 responden atau 2%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden atau 0%. Kenyamanan. Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 16 responden atau 32%, yang menyatakan setuju 28 responden atau 56%, yang menyatakan netral 6 responden atau 12%, yang menyatakan tidak setuju 0 responden atau 0%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden atau 0%.

 
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Alfamidi ternyata dikelola oleh PT Midi Utama Indonesia. kabarnya sampai akhir 2008 secara nasional ditargetkan akan ada 60 gerai dengan rincian 50 di jakarta dan sisanya di kota lain. di surabaya sendiri sudah ada 4 gerai Alfamidi yang dibuka. awal 2009 rencananya akan dibuka 10 gerai di Bali. Komposisi isi gerai adalah 60% produk food, 20% non-food, dan 20% adah frozen stuff.
Untuk perbandingan peningkatan pendapatan Alfamidi, Suantopo menyebutkan, per tahun 2010 lalu, pendapatan Alfamidi baru sebesar Rp1,597 triliun, dan meningkat tahun selanjutnya menjadi Rp2,583 triliun.“Hasil RUPS tahun 2012 ini, kami mendapatkan laba Rp3,9 miliar, atau naik sebesar 49% dari tahun sebelumnya. Atau sama artinya, setiap tahun laba Alfamidi naik di kisaran 40 persen/tahun.
 Meski biaya investasinya lumayan besar, berkisar Rp 1 milyar – Rp 2 milyar, orang tertarik karena balik modalnya lumayan cepat. Rata-rata di 28 bulan sudah balik modal untuk masa kemitraan selama 10 tahun.

Hasil Penelitian melalui koesioner:
Dimensi
Rata-rata
Kategori
Ketersediaan produk
184.5
Setuju
Harga produk
168
Netral
Waktu buka & tutup
171
Setuju
Keramahan petugas
153
Netral
Lokasi
209.5
Setuju
Kenyamanan
209.5
Setuju
Jumlah
182.58
Setuju

3. 2 Saran
Dalam melakukan usaha bisnis retail perlu di perhatikan adanya beberapa hal, antara lain:
  • Pada pihak dan pelaku bisnis yang terkait mampu mengendalikan diri untuk tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan curang dan merugikan pihak lain.
  • Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat
  • Pelaku bisnis hendaknya menciptakan persaingan bisnis yang sehat
  • Pelaku bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. 
  • Pelaku bisnis harus konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama



DAFTAR PUSTAKA:
http://www.idebisnis.biz/articles/2013/12/pt-midi-utama-indonesia-alfamidi-supermarket-mini-andalkan-fresh-food